Cara Mengatasi Anak yang Broken Home_Setiap anak pasti menginginkan keluarga yang utuh dan harmonis. Keharmonisan orangtua sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian sangat dibutuhkan anak, karena hal tersebut, bisa membentuk kepribadian serta karakternya. Namun sayangnya, tidak semua anak memiliki keluarga yang utuh dan harmonis, sehingga wajar bila ada banyak anak menjadi korban broken home, akibat kondisi tersebut. Dan kabar buruknya, tidak semua anak dapat menerima kondisi ini secara sadar dan ikhlas. Sehingga hal ini memicu anak berada dalam masa-masa sulit yang berkepanjangan, khususnya bagi anak yang masih di bawah umur dan belum memahami penyebab orang tuanya tidak akur.
Kondisi ini secara tidak langsung akan memengaruhi kesehatan psikis dan fisik anak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Anak-anak yang berada di keluarga broken home, tidak dapat dibiarkan begitu saja, harus mendapat penanganan khusus. Jika tidak, kondisi psikisnya akan semakin buruk, dan jika dibiarkan dalam kurun waktu yang lama bisa berdampak sangat tidak baik.
A. Penyebab Broken Home
Sebelum membahas cara mengatasi anak yang broken home, berikut ini ada beberapa hal yang sebaiknya anda ketahui, terkait penyebab kondisi broken home.
1. Karena Perceraian
Penyebab broken home yang sering terjadi yaitu perceraian orangtua anak. Berbagai permasalahan rumah tangga, membuat pasangan suami istri memutuskan untuk bercerai.
2. Karena Ketidakdewasaan Sikap Orangtua
Adanya sikap egoisme antara suami dan istri, kerap kali membuat mereka bertengkar. Keduanya saling mempertahankan egonya masing-masing dan tidak ada yang mau mengalah.
3. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab
Memutuskan untuk membangun rumah tangga artinya mereka bertanggungjawab atas semua hal dalam keluarga, termasuk bertanggung jawab terhadap anak. Namun, kenyataannya kesibukan mencari harta membuat orangtua lupa tanggung jawab dan perannya sebagai orang tua kepada anak. Akibatnya anak kehilangan kasih sayang dan perhatian orangtua yang seharusnya ia dapatkan.
4. Karena Masalah Ekonomi
Salah satu penyebab broken home yang tidak jarang terjadi yaitu masalah ekonomi keluarga.Kesulitan ekonomi bisa menjadi pemicu keretakan hubungan keluarga. Kebutuhan keluarga yang semakin meningkat, namun pendapatan yang pas-pasan, seringkali menyebabkan pertengkaran dalam suatu keluarga.
B. Cara Mengatasi Anak yang Broken Home
1. Sebisa Mungkin Jangan Tunjukkan Permasalahan Keluarga di Depan Anak
Jika Anda dan pasangan Anda mengalami suatu masalah, usahakan jangan menunjukkan permasalahan tersebut kepada anak.
Selesaikan secara dewasa antara Anda dan pasangan Anda. Jangan sekali-kali bertengkar di hadapan anak, apalagi menyalahkan anak sebagai pelampiasan.
Peran keluarga yaitu memberikan rasa nyaman kepada anak. Sehingga, jangan sampai masalah keluarga yang Anda alami, membuat anak menjadi tidak nyaman berada diantara keluarganya sendiri. Sebisa mungkin tahan dan kelola emosi Anda saat keluarga Anda sedang mengalami masalah.
2. Tumbuhkan Pikiran Positif pada Diri Anak dalam Segala Hal
Jika saat ini keluarga Anda sedang mengalami masalah, dan mengharuskan Anda dan pasangan berpisah, maka pastikan bahwa anak tetap akan mendapatkan kasih sayang dari orangtua meskipun telah berpisah.
Tanamkan hal-hal positif dalam diri anak agar tidak larut dalam kesedihan akibat perpisahan orangtua. Ajak anak untuk selalu berpikir positif dalam segala hal, termasuk perpisahan keluarga yang terjadi. Dengan menanamkan pikiran yang positif, lambat laun anak akan bisa menerima kenyataan tersebut.
3. Jangan Biarkan Anak Merasa Bersalah atas Kondisi yang Terjadi
Pertengkaran dan perpisahan yang terjadi pada orangtuanya, kerapkali membuat anak terpuruk bahkan menyalahkan dirinya sendiri.
Jika hal tersebut dilakukan oleh anak Anda, katakan bahwa masalah keluarga yang sedang terjadi bukan karena kesalahannya.
Yakinkan padanya, bahwa kondisi yang terjadi tidak perlu disesali dan bukan kesalahan siapa-siapa.
Karena, apabila anak merasa bersalah dengan permasalahan yang terjadi dalam keluarga, dapat menyebabkan pemikiran negatif dalam jiwa anak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anak melakukan hal-hal negatif pula sebagai pelampiasan rasa bersalahnya.
4. Ajak Anak untuk Mencoba Hal-Hal Baru
Broken home tentu akan membuat anak merasakan suasana yang berbeda dari biasanya. Ketidakharmonisan keluarga atau keluarga yang tidak utuh lagi, dapat membuat anak kehilangan kasih sayang seutuhnya yang selama ini dirasakan. Apabila hal tersebut dibiarkan begitu saja, tentu dapat menciptakan kondisi negatif dalam diri anak.
Nah, untuk membangkitkan energi positif dalam dirinya, Anda dapat mengajak anak untuk melakukan hal baru. Ajaklah anak melakukan kegiatan yang menyenangkan sebagai hiburan untuk mengembalikan suasana hati dan energi positifnya.
5. Jadilah Teman yang Baik untuk Anak
Meskipun Anda dan pasangan Anda sedang mengalami masalah, namun jangan sampai membuat Anda lupa peran sebagai orang tua. Tetaplah menjadi orangtua yang memberikan rasa nyaman bagi anak-anak Anda. Bila perlu, jadilah seperti teman bagi anak Anda. Biarkan anak membagikan keluh kesah yang dialaminya di sekolah dan jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu Anda jika anak meminta untuk ditemani mengunjungi suatu tempat.
6. Berikan Treatment Khusus
Kondisi broken home membuat beberapa anak tidak dapat menerima kenyataan menyakitkan tersebut. Akibatnya anak mengalami gangguan mental seperti terpuruk, rasa bersalah, trauma, hingga depresi. Jika kondisi anak sudah separah itu, segera berikan treatment khusus kepada mereka. Anda bisa mengajak anak ke psikolog atau melakukan terapi untuk membangkitkan kembali pikiran positif dalam diri anak. Sehingga, anak dapat menerima kenyataan dalam keluarganya dan siap menghadapi segala hal yang akan terjadi dalam hidupnya.
7. Tetap Menjaga Keintiman Keluarga
Apapun masalah yang Anda dan pasangan alami, sehingga membuat Anda berpisah, pastikan bahwa Anda dan pasangan tetap melakukan komunikasi yang baik. Hal ini menunjukkan kepada anak bahwa orangtua mereka tetap dapat menjaga hubungan yang baik meskipun tidak bersama lagi. Ini juga akan membuat anak tetap merasakan kasih sayang dan mendapatkan perhatian dari orangtuanya.
Itulah beberapa hal penyebab broken home dan cara mengatasi anak yang broken home agar mereka bisa menerima kenyataan dan tetap memiliki jiwa yang positif. Yang terpenting adalah tetap melakukan komunikasi yang baik kepada anak, memberikan kasih sayang dan perhatian. Biarkan masalah keluarga menjadi masalah orang dewasa yang menyelesaikannya, dan jangan sampai merenggut masa kecil anak, meski seberat apapun masalah yang sedang dihadapi.
Kondisi ini secara tidak langsung akan memengaruhi kesehatan psikis dan fisik anak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Anak-anak yang berada di keluarga broken home, tidak dapat dibiarkan begitu saja, harus mendapat penanganan khusus. Jika tidak, kondisi psikisnya akan semakin buruk, dan jika dibiarkan dalam kurun waktu yang lama bisa berdampak sangat tidak baik.
A. Penyebab Broken Home
Sebelum membahas cara mengatasi anak yang broken home, berikut ini ada beberapa hal yang sebaiknya anda ketahui, terkait penyebab kondisi broken home.
1. Karena Perceraian
Penyebab broken home yang sering terjadi yaitu perceraian orangtua anak. Berbagai permasalahan rumah tangga, membuat pasangan suami istri memutuskan untuk bercerai.
2. Karena Ketidakdewasaan Sikap Orangtua
Adanya sikap egoisme antara suami dan istri, kerap kali membuat mereka bertengkar. Keduanya saling mempertahankan egonya masing-masing dan tidak ada yang mau mengalah.
3. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab
Memutuskan untuk membangun rumah tangga artinya mereka bertanggungjawab atas semua hal dalam keluarga, termasuk bertanggung jawab terhadap anak. Namun, kenyataannya kesibukan mencari harta membuat orangtua lupa tanggung jawab dan perannya sebagai orang tua kepada anak. Akibatnya anak kehilangan kasih sayang dan perhatian orangtua yang seharusnya ia dapatkan.
4. Karena Masalah Ekonomi
Salah satu penyebab broken home yang tidak jarang terjadi yaitu masalah ekonomi keluarga.Kesulitan ekonomi bisa menjadi pemicu keretakan hubungan keluarga. Kebutuhan keluarga yang semakin meningkat, namun pendapatan yang pas-pasan, seringkali menyebabkan pertengkaran dalam suatu keluarga.
B. Cara Mengatasi Anak yang Broken Home
1. Sebisa Mungkin Jangan Tunjukkan Permasalahan Keluarga di Depan Anak
Jika Anda dan pasangan Anda mengalami suatu masalah, usahakan jangan menunjukkan permasalahan tersebut kepada anak.
Selesaikan secara dewasa antara Anda dan pasangan Anda. Jangan sekali-kali bertengkar di hadapan anak, apalagi menyalahkan anak sebagai pelampiasan.
Peran keluarga yaitu memberikan rasa nyaman kepada anak. Sehingga, jangan sampai masalah keluarga yang Anda alami, membuat anak menjadi tidak nyaman berada diantara keluarganya sendiri. Sebisa mungkin tahan dan kelola emosi Anda saat keluarga Anda sedang mengalami masalah.
2. Tumbuhkan Pikiran Positif pada Diri Anak dalam Segala Hal
Jika saat ini keluarga Anda sedang mengalami masalah, dan mengharuskan Anda dan pasangan berpisah, maka pastikan bahwa anak tetap akan mendapatkan kasih sayang dari orangtua meskipun telah berpisah.
Tanamkan hal-hal positif dalam diri anak agar tidak larut dalam kesedihan akibat perpisahan orangtua. Ajak anak untuk selalu berpikir positif dalam segala hal, termasuk perpisahan keluarga yang terjadi. Dengan menanamkan pikiran yang positif, lambat laun anak akan bisa menerima kenyataan tersebut.
3. Jangan Biarkan Anak Merasa Bersalah atas Kondisi yang Terjadi
Pertengkaran dan perpisahan yang terjadi pada orangtuanya, kerapkali membuat anak terpuruk bahkan menyalahkan dirinya sendiri.
Jika hal tersebut dilakukan oleh anak Anda, katakan bahwa masalah keluarga yang sedang terjadi bukan karena kesalahannya.
Yakinkan padanya, bahwa kondisi yang terjadi tidak perlu disesali dan bukan kesalahan siapa-siapa.
Karena, apabila anak merasa bersalah dengan permasalahan yang terjadi dalam keluarga, dapat menyebabkan pemikiran negatif dalam jiwa anak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anak melakukan hal-hal negatif pula sebagai pelampiasan rasa bersalahnya.
4. Ajak Anak untuk Mencoba Hal-Hal Baru
Broken home tentu akan membuat anak merasakan suasana yang berbeda dari biasanya. Ketidakharmonisan keluarga atau keluarga yang tidak utuh lagi, dapat membuat anak kehilangan kasih sayang seutuhnya yang selama ini dirasakan. Apabila hal tersebut dibiarkan begitu saja, tentu dapat menciptakan kondisi negatif dalam diri anak.
Nah, untuk membangkitkan energi positif dalam dirinya, Anda dapat mengajak anak untuk melakukan hal baru. Ajaklah anak melakukan kegiatan yang menyenangkan sebagai hiburan untuk mengembalikan suasana hati dan energi positifnya.
5. Jadilah Teman yang Baik untuk Anak
Meskipun Anda dan pasangan Anda sedang mengalami masalah, namun jangan sampai membuat Anda lupa peran sebagai orang tua. Tetaplah menjadi orangtua yang memberikan rasa nyaman bagi anak-anak Anda. Bila perlu, jadilah seperti teman bagi anak Anda. Biarkan anak membagikan keluh kesah yang dialaminya di sekolah dan jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu Anda jika anak meminta untuk ditemani mengunjungi suatu tempat.
6. Berikan Treatment Khusus
Kondisi broken home membuat beberapa anak tidak dapat menerima kenyataan menyakitkan tersebut. Akibatnya anak mengalami gangguan mental seperti terpuruk, rasa bersalah, trauma, hingga depresi. Jika kondisi anak sudah separah itu, segera berikan treatment khusus kepada mereka. Anda bisa mengajak anak ke psikolog atau melakukan terapi untuk membangkitkan kembali pikiran positif dalam diri anak. Sehingga, anak dapat menerima kenyataan dalam keluarganya dan siap menghadapi segala hal yang akan terjadi dalam hidupnya.
7. Tetap Menjaga Keintiman Keluarga
Apapun masalah yang Anda dan pasangan alami, sehingga membuat Anda berpisah, pastikan bahwa Anda dan pasangan tetap melakukan komunikasi yang baik. Hal ini menunjukkan kepada anak bahwa orangtua mereka tetap dapat menjaga hubungan yang baik meskipun tidak bersama lagi. Ini juga akan membuat anak tetap merasakan kasih sayang dan mendapatkan perhatian dari orangtuanya.
Itulah beberapa hal penyebab broken home dan cara mengatasi anak yang broken home agar mereka bisa menerima kenyataan dan tetap memiliki jiwa yang positif. Yang terpenting adalah tetap melakukan komunikasi yang baik kepada anak, memberikan kasih sayang dan perhatian. Biarkan masalah keluarga menjadi masalah orang dewasa yang menyelesaikannya, dan jangan sampai merenggut masa kecil anak, meski seberat apapun masalah yang sedang dihadapi.
Comments
Post a Comment
Catatan:
• Dilarang menulis link aktif!
• Dilarang ngiklan di kolom komentar!
• Untuk menyisipkan kode, gunakan tag ... KODE ...
• Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan tag ... KODE ...
• Untuk menyisipkan catatan, gunakan [catatan].. TEKS ...[/catatan]
• Untuk menyisipkan gambar, gunakan [img]URL GAMBAR[/img]
Sebelum menyisipkan kode silahkan gunakan Tool Konversi Kode terlebih dahulu untuk menampilkan kode tersebut pada kolom komentar