Jenis Mainan Anak Laki-Laki yang Mendidik dan Menyenangkan

Jenis Mainan Anak Laki-Laki yang Mendidik dan Menyenangkan _Mainan menjadi salah satu barang wajib bagi anak-anak. Namun dengan banyaknya jenis mainan yang beredar, tentunya terdapat beberapa mainan yang tidak memiliki sedikit pun dampak positif bagi perkembangan sang anak dan malah sebaliknya. Untuk mainan anak, sebaiknya dipilihkan jenis mainan yang mendidik sehingga mampu menstimulus otak anak supaya bisa berpikir lebih kreatif dan yang pasti mampu menjadi lebih pintar.

Berikut jenis permainan anak, khususnya laki-laki, yang bisa mendidik dan berdampak positif bagi perkembangan anak.
Mainan menjadi salah satu barang wajib bagi anak Jenis Mainan Anak Laki-Laki yang Mendidik dan Menyenangkan
A. Jenis Mainan Anak Laki-Laki yang Mendidik dan Menyenangkan

1. Mainan yang bisa dinaiki atau dijalankan
Jenis mainan untuk anak laki- laki ini memiliki fungsi untuk melatih gerak motorik sang anak. Contoh jenis mainan yang satu ini adalah mobil-mobilan atau sepeda. Pada saat permainan ini berlangsung, ada baiknya pula anak dikenalkan dengan rambu-rambu lalu lintas.

2. Mainan susun
Jenis mainan yang satu ini biasanya berupa tumpukan cincin atau seperangkat balok yang kemudian dirangkai pada kawat yang lurus. Mainan susun, bisa membantu anak dalam melakukan koordinasi tangan serta mata sekaligus merangsang motoriknya.

3. Permainan aktivitas sehari-hari
Permainan aktivitas sehari-hari, bisa berupa banyak hal seperti dokter-dokteran dan lain-lain. Jenis permainan ini membantu anak dalam melatih interaksi sosial anak serta melatih daya imajinasi mereka supaya lebih kreatif.

4. Puzzle
Salah satu jenis mainan yang berguna untuk mendidik anak adalah permainan puzzle. Jenis mainan ini dilakukan dengan cara menyusun beberapa potong puzzle hingga bentuk suatu benda tertentu, entah bentuk rumah, bunga, hewan atau benda yang lainnya. Puzzle bisa ditemukan dimana saja mengingat jenis mainan ini cukup menjadi favorit di kalangan anak-anak.

Permainan puzzle, berguna untuk melatih kemampuan konsentrasi anak sehingga daya konsentrasi mereka menjadi semakin terasah. Memainkan puzzle pertama kali, orang tua bisa membimbing sang anak. Namun selanjutnya, biarkan sang anak memainkan sendiri susunan-susunan tersebut.

Puzzle dibuat dengan tingkat kesulitan yeng berbeda. Bagi pemula sebaiknya pilih puzzle yang mudah. Selanjutnya, pilih jenis puzzle dengan tingkat kesulitan yang semakin meningkat.

B. Tips mencari/memilih mainan yang mendidik bagi anak

1. Cari yang tidak mudah rusak
Bagi anak-anak, mainan merupakan benda yang bisa dibilang tidak pernah lepas dari tangan mereka. Inilah sebabnya, orang tua wajib membelikan mainan yang tidak mudah rusak. Pilih jenis mainan yang kuat sehingga tidak berbahaya bagi anak.

Hingga kini beredar banyak sekali jenis mainan yang mudah rusak seperti mudah pecah dan copot. Mainan jenis ini sebaiknya dihindari karena bisa membahayakan anak.

2. Periksa label mainannya
Bukan hanya memeriksa apakah jenis mainan tersebut awet atau tidak, namun orang tua juga harus memeriksa label mainan terlebih dahulu. Cari mainan yang sesuai dengan usia si anak. Kategori usia, umumnya dicantumkan pada kemasan mainan yang dijual.

Hindari jenis mainan yang tidak sesuai dengan usia anak karena bisa menimbulkan rasa bosan karena tidak mengerti bagaimana cara memainkan permainan tersebut.

3. Pilih jenis mainan yang edukatif
Seperti yang telah dijelaskan di atas, mainan yang mendidik merupakan salah satu cara orang tua dalam menstimulus otak si anak. Dengan mainan yang mendidik, anak mampu berkembang dengan sendirinya, seiring dengan mainan yang di berikan.

Mainan edukatif memiliki banyak ragam sehingga bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan.

Ada begitu banyak jenis permaian yang mendidik bagi anak. Selain itu, orang tua juga bisa memberi anak jenis permainan melalui game android. Ada beberapa game yang dibuat khusus untuk anak-anak seperti aniworld, virtual beserta marbel untuk belajar warna. Hal yang perlu diingat dalam melakukan permainan-permainan tersebut adalah disertai dengan bimbingan orang tua.

Comments